Acuh tak acuh, usil tidak bisa diam, terlambat bicara, imaginasinya hilang saat bicara, sosialisasinya jelek, motoriknya terhambat, emosional.
Kata - kata ini adalah kata - kata yang paling sering disematkan padan anak yang mengalami masalah autis.
Autis adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak, yang gejalanya sudah timbul sebelum anak itu mencapai usia tiga tahun.
Masalah - masalah yang muncul pada ganguan autis ini perlu mendapatkan penanganan secara cepat, tepat dan berkelanjutan.
Berbeda dengan kasus misal disleksia, misal seseorang terkena disleksia kemudian mendapatkan penangan lalu berhasil maka masalah yang dilalui bisa diatasi.
Sedangkan untuk kasus autis ini sangat berbeda sekali karena ketika penanganan telat maka autis bisa permanent. Kemudian jika penanganan tidak tepat maka kelainan akan lebih parah.
Sedangkan jika tidak berkelanjutan maka masalah yang dialami anak akan kembali muncul bahkan menjadi lebih parah.
Itulah sekelumit tentang Autis. Mereka ada disekitar kita, mereka butuh bantuan kita dan mereka itu sangat memerlukan kita.
Berbicara mengenai penangan anak Autis ini, semakin bertambah majunya ilmu pengetahuan semakin diketemukan pula cara - cara untuk mengatasi permasalahan Autis ini.
Dari metode ABA (Applied Behavioral Analysis), Terapi wicara, Terapi Bermain, Terapi Sosial, Terapi Okupasi , Terapi Musik,Terapi Fisik, Terapi Perilaku, Terapi Perkembangan, Terapi Visual, Terapi Biomedik, dan terapi lainnya.
Cara merehabiltasi anak autis ini pun juga belum tentu harus menggunakan metode di atas.
Ada kasus anak autis membaik karena cocok sama gurunya, karena suka sesuatu, tiba - tiba berubah menjadi baik, dan lain - lainnya.
Sangat tidak terduga dan sulit diduga tentang anak autis, progressnya bisa cepat sekali, bisa juga lambat sekali ataupun berhenti di jalan bahkan yang lebih buruk semakin bertambah buruk.
Lalu bagaimana dan apa yang harus dilakukan orang tua yang anaknya mengalami kelainan Autis?
Yang pertama, anda orang tua harus bisa mengorbankan salah satu untuk terus bisa mendampingi anak. Ingat ayah bunda, sebaik - baik seorang pengasuh, guru pendamping, terapis, dokter, tetap orang tua lah yang terbaik bagi kemajuan perkembangan anak autis.
Anda harus relakan salah satu pekerjaan anda ibu atau ayah. Jika anda tetap bekerja dan memilih membayar, mungkin memang anak akan mengalami kemajuan tetapi akan lebih besar jaminannya jika ada orang tua dibelakang anak sebagai penyemangat anak.
Lalu apalagi yang harus di lakukan oleh orang tua?
Anda harus bisa mencarikan bagi anak terapis yang dibutuhkan anak, lalu carikan sekolah yang baik buat. Dimana sekolah menjadi tempat yang nyaman bagi anak, sekolah dimana para siswanya sangat ramah dan nyaman dengan putera kita.
Karena dengan sekolah yang baik, perkembangan bahasa anak akan semakin baik, anak juga akan memilki teman yang sangat penting untuk perkembangan anak.
Dengan sekolah tersebut kemampuan anak yang baik akan dapat dikembangkan dan anak akan memiliki tempat yang baik buat beraktualisasi.
Lalu saat di sekolah muncul masalah apa tidak?
Masalah yang timbul saat anak yang mengalami masalah autis adalah pelecehan dan premanisme oleh siswa/i lain.
Disini kita dan guru memposisikan diri untuk memahamkan kondisi anak kepada teman - teman di kelas. Sehingga anak tidak mengalami penganiayaan di kelas.
Lalu masalah lain yang biasanya timbul adalah adaptasi anak terhadap teman baru atau guru baru/guru pengganti.
Terkadang ada anak autis yang tidak bisa berganti kondisi. Hal seperti ini lah yang perlu menjadi perhatian bagi guru dan orang tua untuk membiasakan anak bisa bergaul dengan semua rekan.
Guru dan pendamping harus bisa Kontrol perilaku anak yang kurang baik.
Lalu masalah berikutnya adalah sensitivitas terhadap stimuli eksternal, rangsangan baru baik berupa teman baru, cara belajar baru, perubahan jam belajar bisa menjadi masalah yang serius bagi anak.
Lalu masalah yang lainnya adalah kita harus bisa kontrol obsesi kita terhadap progress anak. Kita memang ingin yang terbaik bagi anak tetapi kita juga harus faham batas kemampuan anak.
Lalu selain itu ada permasalahan perubahan rutinitas aktifitas kelas dan perpindahan kelas/ruang kelas atau pun juga pindah bangku tempat duduk.
Selain itu masalah lainya muncul berbenturan dengan murid. Ada juga masalah yang muncul tetapi berbenturan dengan kita orang tua.
Keluhan dari orangtua murid lain “anggapan” bahwa menerima siswa penyandang Autisme berarti menurunkan kualitas dan image sekolah.
Selain itu juga ketakutan dari wali murid lain jika nanti anaknya akan tertular dengan kelainan anak yang mengalami autis.
Demikian sekilas tentang Autis. Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment