Pada abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif.
Berdasarkan hal itulah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan public.
Tingkat kesadaran membaca yang rendah pada masyarakat Indonesia adalah salah satu penyumbang lambannya perkembangan negeri ini. Memang benar negeri ini sering memenangkan kejuaraan sains atau lomba tekhnologi lainnya. tapi secara keseluruhan negeri ini masih sangat tertinggal.
Hal ini lah yang harus segera kita benahi baik dari pemerintah maupun masyarakat, Membaca harus menjadi sebuah budaya. Sebagaimana banyak acara adat yang orang - orang sampai rela untuk mengorbankan harta maupun waktu mereka.
setiap rumah, sekolah, lingkungan maupun Negara harus segera membudayakan membaca. Membaca tidak harus kita duduk memegang buku dan membacanya.
Agar generasi muda kita tertarik kita harus membuat banyak formula. Bisa dengan penyediaan fasilitas, komunitas maupun tekhnik terbaru.
Pihak sekolah sebagai salah satu actor penting dalam pengembangan dunia pendidikan harus mulai berbenah. Salah satu caranya adalah dengan membuat program membaca 15 sehari.
Di sekolah program ini bias dicanangkan diawal waktu tengah atau pun akhir. Materi yang diaca pun bias acak, terstruktur maupun Tematik.
Khusus di sekolah luar biasa. Program ini harus membutuhkan banyak perubahan khususnya dalam hal muatan atau isi. berbeda dengan kelas regular, di Sekolah luar biasamembutuhkan materi yang lebih simple.
Kita bias menggunakan Poster, kegiatan menyalin informasi atau pun juga membaca secara biasa.
dengan program 15 menit sehari tersebut diharapkan setiap anak didik di Indonesia senang membaca dan berujung terhadap terbentuknya SDM yang handal.
Sehingga kita mampu kembali menjadi macan ASIA, sebagaimana sekarang Turkie kembali jaya di bawah Presiden Erdogan.
Berdasarkan hal itulah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan public.
Tingkat kesadaran membaca yang rendah pada masyarakat Indonesia adalah salah satu penyumbang lambannya perkembangan negeri ini. Memang benar negeri ini sering memenangkan kejuaraan sains atau lomba tekhnologi lainnya. tapi secara keseluruhan negeri ini masih sangat tertinggal.
Hal ini lah yang harus segera kita benahi baik dari pemerintah maupun masyarakat, Membaca harus menjadi sebuah budaya. Sebagaimana banyak acara adat yang orang - orang sampai rela untuk mengorbankan harta maupun waktu mereka.
setiap rumah, sekolah, lingkungan maupun Negara harus segera membudayakan membaca. Membaca tidak harus kita duduk memegang buku dan membacanya.
Agar generasi muda kita tertarik kita harus membuat banyak formula. Bisa dengan penyediaan fasilitas, komunitas maupun tekhnik terbaru.
Pihak sekolah sebagai salah satu actor penting dalam pengembangan dunia pendidikan harus mulai berbenah. Salah satu caranya adalah dengan membuat program membaca 15 sehari.
Di sekolah program ini bias dicanangkan diawal waktu tengah atau pun akhir. Materi yang diaca pun bias acak, terstruktur maupun Tematik.
Khusus di sekolah luar biasa. Program ini harus membutuhkan banyak perubahan khususnya dalam hal muatan atau isi. berbeda dengan kelas regular, di Sekolah luar biasamembutuhkan materi yang lebih simple.
Kita bias menggunakan Poster, kegiatan menyalin informasi atau pun juga membaca secara biasa.
dengan program 15 menit sehari tersebut diharapkan setiap anak didik di Indonesia senang membaca dan berujung terhadap terbentuknya SDM yang handal.
Sehingga kita mampu kembali menjadi macan ASIA, sebagaimana sekarang Turkie kembali jaya di bawah Presiden Erdogan.
Writted by Dian Guru SDLB N Cilacap
No comments:
Post a Comment