Sahabat ku semuanya, pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan sebuah kisah dari seorang mantan tunanetra yang menjadi salah satu orang paling genius di dunia dan menjadi orang yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan islam di era sekarang ini.
Beliau bernama Muhammad, putra dari Isma’il bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Ju’fi, biasa dipanggil dengan sebutan Abu ‘Abdillah. Beliau dilahirkan pada hari Jum’at setelah shalat Jum’at 13 Syawwal 194 H di Bukhara (Bukarest). Ketika masih kecil, ayahnya yaitu Isma’il sudah meninggal sehingga dia pun diasuh oleh sang ibu. Ghinjar dan Al-Lalika’i menceritakan bahwa ketika kecil kedua mata Bukhari buta. Suatu ketika ibunya bermimpi melihat Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Wahai ibu, sesungguhnya Allah telah memulihkan penglihatan putramu karena banyaknya doa yang kamu panjatkan kepada-Nya.” Pagi harinya dia dapati penglihatan anaknya telah sembuh (lihat Hadyu Sari, hal. 640)
Beliau abu abdillah atau yang sekarang banyak orang yang mengenalnya dengan nama imam bukhari merupakan seorang yang sangat jenius. hafalannya sangat luar biasa sekali. Ibaratnya ketika matanya terbuka, mata dari Imam Bukhari ini seperti sebuah mesin perekam yang mampu merekam apa yang ia lihat ( kitab) / pendengarannya yang mampu mendengarkan semua peajaran dari ustadz beliau sehingga beliau mampu mengahafal kurang lebih sebanyak seratus ribu hadits.
Muhammad bin Hamdawaih rahimahullah menceritakan: Aku pernah mendengar Bukhari mengatakan, "Aku hafal seratus ribu hadits sahih".
Selain itu juga ada kisah suatu ketika Bukhari rahimahullah datang ke Baghdad. Para ulama hadits yang ada di sana mendengar kedatangannya dan ingin menguji kekuatan hafalannya. Mereka pun mempersiapkan seratus buah hadits yang telah dibolak-balikkan isi hadits dan sanadnya, matan yang satu ditukar dengan matan yang lain, sanad yang satu ditukar dengan sanad yang lain. Kemudian seratus hadits ini dibagi kepada 10 orang yang masing-masing bertugas menanyakan 10 hadits yang berbeda kepada Bukhari. Setiap kali salah seorang di antara mereka menanyakan kepadanya tentang hadits yang mereka bawakan, maka Bukhari menjawab dengan jawaban yang sama, “Aku tidak mengetahuinya.” Setelah sepuluh orang ini selesai, maka gantian Bukhari yang berkata kepada 10 orang tersebut satu persatu, “Adapun hadits yang kamu bawakan bunyinya demikian. Namun hadits yang benar adalah demikian.” Hal itu beliau lakukan kepada sepuluh orang tersebut. Semua sanad dan matan hadits beliau kembalikan kepada tempatnya masing-masing dan beliau mampu mengulangi hadits yang telah dibolak-balikkan itu hanya dengan sekali dengar. Sehingga para ulama pun mengakui kehebatan hafalan Bukhari dan tingginya kedudukan beliau (lihat Hadyu Sari, hal. 652).
Ini bukan hanya kisah dinegeri dongen atau khayalan tetapi benar terjadi dimasa yang lalu. Kehebatan Imam Bukhari ini merupakan karunia yang sangat luar biasa yang diberikan Allah Ta'alaa kepada umat nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalam. Karena melalui Imam Bukharila banyak hadits dan kitab yang berhasil beliau riwayatkan dan tulis. Dari Al-Jami' ash-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari, Al-Adab al-Mufrad[2][3], Adh-Dhu'afa ash-Shaghir[4], At-Tarikh ash-Shaghir, At-Tarikh al-Ausath[5], At-Tarikh al-Kabir, At-Tafsir al-Kabir, Al-Musnad al-Kabir, Kazaya Shahabah wa Tabi'in, Kitab al-Ilal, Raf'ul Yadain fi ash-Shalah, Birr al-Walidain
Selain itu ada sosok seorang ibu yang senantiasa mendoakan dan mendampinginya sehingga menjadikan Bukhari kecil tumbuh menjadi sosok yang tekun dan giat. Kisah Bukhari ini tidak mustahil untuk dilakukan dimasa kini, tinggal bagaimana kita mau bertawakal berdoa kepada Allah Jalla wa 'alaa lalu berusaha mencapainya atau tidak.
No comments:
Post a Comment