Akhir - akhir ini dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus atau difable Indonesia sering terjadi kasus anak kurang pintar, prestasi jeblok dan sebagainya. Salah satu penyebab yang disalahkan karena masalah ini adalah masalah hiperaktive yang ada pada anak.
Hiperaktive, sebenarnya apakah itu Hiperaktive itu? Hiperaktive adalah Hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsive.(Dr. Seto Mulyadi dalam bukunya “Mengatasi Problem Anak Sehari-hari“). Sedangkan menurut penulis Hiperkative adalah suatu aktivitas berlebih yang ada pada anak yang menyebabkan anak tidak tahan untuk diam dan anak juga tidak mampu untuk focus terhadap suatu hal.
Adanya kondisi ini menyebabkan banyak masalah pada anak hiperkative. Dari masalah pendidikan, istirahat, pertemanan, dan lainnya.
Kondisi anak yang susah focus dan diam menyebabkan anak sangat sulit menerima pembelajaran yang biasa seperti teman - teman di kelasnya. Keadaan tersebut menyebabkan prestasi anak kurang maksimal dan anak sering tertinggal dalam pelajarannya.
selain itu masalah lain yang ditimbulkan adalah masalah istirahat anak. Karena aktivitas yang berlebihan pada siang hari akhirnya berdampak pada kualitas tidur yang kurang. Anak akan sering mengigau, berbolak - balik saat tidur.
Kegiatan sehari - hari dalam hal pertemanan pun juga ikut kena andil dalam hal ini. meskipun tidak semuanya tapi kecenderungan untuk merusak dan sering mengganggu teman lebih tinggi. Hal ini lah yang terkadang menyebabkan anak kurang mendapatkan tempat di hati teman - temannya.
Aktivitas hiperkative tersebut memang sangat merugikan bagi anak. Meskipun nantinya anak akan hilang sendiri ketika anak tumbuh dewasa dan sudah mengenal malu, tetapi ketika masih kecil akan menimbulkan banyak masalah.
Dari pihak sekolah guru harus bias merangkul dan mengarahkan anak dengan baik. Metode pengajaran pun juga harus lebih creative dan harus bias mengakomodasi tenaga anak yang berlebih. Sebagai contoh mungkin guru harus memberikan kesempatan anak untuk bias belajar dengan gaya anak tidak harus formal seperti teman -temannya di kelas.
Dari pihak orang tua, Orang tua harus bias lebih memberikan kesempatan anaknya untuk lebih banyak aktivitas. kegiatan ini bias di isi dengan kegiatan ekstra seperti olah raga. Selain itu anak juga harus dilatih untuk memegang tanggung jawab. Sehingga anak merasa memiliki peran penting di ranah keluarga.
Pesan penting sekali bagi guru dan orang tua. Anak - anak kita yang hiperkative itu butuh dukungan dan dorongan dari kita. Mereka menunggu untuk diledakkan sehingga menjadi pioneer - pioneer masa depan yang tangguh dan luar biasa.
No comments:
Post a Comment