Friday, 19 August 2016

Penjara Baru Bernama Sekolah

Sekolah tempat belajar
Tempat anak mendapat pengajaran
Bukan tempat anak dihajar

Sekolah itu harusnya ramah
Penuh dengan rasa nyaman
Bukan tempat yang membuat resah

Tapi sekolah kini menakutkan
Tak beda dengan Penjara
Kami harus berangkat fajar pulang petang

Kami bukan robot
Kami bukan pula mesin
Dan kami bukan narapidana

Kami calon penerus bangsa
Kami bukan calon perusak bangsa
Maka jangan rusak kami dengan hal yang tidak benar

Kami butuh istirahat
Karena kami manusia
Cukup jangan tambah waktu sekolah kami

Monday, 1 August 2016

Teladan di Zaman Keemasan dan Zaman Akhir

Sekilas judul di atas adalah sebuah perbandingan antara zaman keemasan ( zaman Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam dan sahabat nya) dengan zaman akhir setelah zaman keemasan.

Ibarat perbandingan sangat jauh sekali. Zaman itu Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam mampu menyulap gelapnya zaman jahiliah menjadi zaman yang orang sangat beradab, santun, cerdas dan kuat. Sedangkan zaman sekarang orang mulai dijauhkan dari semua hal berbau kebenaran.

Ketika kita lontarkan pernyataan seperti itu semua orang langsung menyanggah. Lebih hebat zaman sekarang dari pada zaman dahulu.

Zaman sekarang kita punya pesawat, zaman dahulu?. Eit tunggu dulu zaman dahulu Alloh Jalla wa 'alaa telah membuat buroq yang mampu membawa nabi Pulang pergi menuju Baitul maqdis.

Memang kemajuan zaman sekarang cukup pesat tetapi bisa kita lihat akhlak dan kepribadian manusianya jauh dibawah normal.

Kita bisa lihat sekarang seorang gadis dewasa keluar rumah hanya menggunakan baju yang cocok untuk anak kelas 1 SD. Selain itu sikap santun dari pemudanya juga kurang begitu baik.

Terlihat cukup jauh adab dan akhlak antara zaman nabi dan Zaman sekarang.

Sebagai pihak yang bergerak di bidang pendidikan kita harus segera membuat perubahan baru sehingga akhlak dan adab anak penerus kita bisa menjadi lebih baik lagi.

Kita tak perlu harus malu jika kita harus mengambil jalan yang nabi dan sahabat nya tempuh. Karena sudah terbukti kedahsyatan dan kelanjutannya.

Refrensi nya pun cukup banyak dari Al Qur'an, hadits, kitab fiqih, dan masih banyak lagi.

Sudah saatnya kita melakukan perubahan dan mengambil referensi tersahih.

Saturday, 30 July 2016

Guru Menjadi Badut "Why Not?"

Melihat judul di atas pasti timbul pertanyaan dalam benak kita, mengapa jadi badut? Maksudnya apa? Apakah badut beneran atau bagaimana?

Di dalam praktek mengajar sehari - hari pasti sebagai seorang guru selalu mencari cara bagaimana caranya agar kita bisa mendidik anak dengan baik.

Agar dapat mendidik anak dengan baik. Tentu kita harus bisa dekat dengan anak.

Dari berbagai macam karakter guru yang ada pasti akan muncul berbagai macam pendekatan terhadap anak.

Pada kesempatan kali ini saya akan mengupas sedikit cara pendekatan terhadap anak dengan cara Menjadi badut.

Menjadi badut bukan berarti harus berpakaian badut. Bisa juga melawak didepan kelas bernyanyi atau menghibur murid dengan cara lainnya.

Hal ini bertujuan untuk mendekatkan antara anak dengan guru. Anda pasti pernah melihat film "tare zamen Par" yang dibintangi Amir Khan. Bagaimana Amir Khan meluluhkan hati muridnya dengan berbagai cara dan pada akhirnya muridnya sendiri mau belajar dengannya.

Ketika hati anak sudah ada cemistry dengan kita maka anda tak perlu khawatir. Anda tinggal memasukkan pelajaran yang ingin Anda sampaikan dan siswa akan memperhatikan Anda karena Anda akan menjadi seorang yang sangat penting bagi siswa Anda terlebih seorang berkebutuhan khusus.